Asap rokok berbaur menemani canda dan tawa. Di dalam sebuah angkutan kota, angkot. Dari baju seragam yang mereka kenakan, tertulis nama sebuah pabrik. Lupa beban hidup yang menggunung. Abai dengan orang lain se-angkot, pelajar dan ibu-ibu, yang mengibaskan tangan sambil membuka jendela lebar-lebar, menghalau asap.
Yang penting happy. Saking gembiranya, mereka lupa, tempat penghentian yang dituju sudah terlewat. Mereka sontak, kompak berteriak, “Stop!” Lalu masing-masing mengeluarkan uang seribuan. Mereka bergabung dengan rekan sekerja lain yang berjalan kaki, bergerombol menuju pintu gerbang pabrik.
Friday, March 03, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment