Tuesday, March 21, 2006
Hello, Moderen
Puluhan lembar tisu tak juga menghentikan aliran air dari lubang hidung. Bersin tak pula bisa reda, meski badan telah diselimuti kemul tebal. Niat menyaksikan konser tak kesampaian. Padahal pas masuk gratis sudah tersedia.
Wednesday, March 15, 2006
Ekonomi Ungu Violet
Lagi seorang fotografer, termenung sendiri. Ia memikirkan yang ramah dan penuh senyum sambil menyodorkan tiket bus. Bola matanya yang berbinar, tinggi lumayan, dan senyumnya membuat orang tak berkedip. Langkahnya seperti berjinjit, berlenggak-lenggok, dan mantap menapaki catwalk. Pongah di hadapan puluhan pasang mata pria dan wanita.
Tuesday, March 07, 2006
Pengemis Bermangkuk Emas
Sedan mewah itu terpaksa mengerem mendadak di perempatan Tomang. Traffic light baru saja berganti kuning. Belum merah. Biasa. Sopir-sopir yang biasa lewat di situ, pasti tahu. Daripada kena semprit, mending berhenti semasa kuning. Menunda waktu perjalanan barang 10 menit tak apalah, daripada mengemis agar tak ditilang polisi
Friday, March 03, 2006
Buruh pun Tahu
Asap rokok berbaur menemani canda dan tawa. Di dalam sebuah angkutan kota, angkot. Dari baju seragam yang mereka kenakan, tertulis nama sebuah pabrik. Lupa beban hidup yang menggunung. Abai dengan orang lain se-angkot, pelajar dan ibu-ibu, yang mengibaskan tangan sambil membuka jendela lebar-lebar, menghalau asap.
Yang penting happy. Saking gembiranya, mereka lupa, tempat penghentian yang dituju sudah terlewat. Mereka sontak, kompak berteriak, “Stop!” Lalu masing-masing mengeluarkan uang seribuan. Mereka bergabung dengan rekan sekerja lain yang berjalan kaki, bergerombol menuju pintu gerbang pabrik.
Yang penting happy. Saking gembiranya, mereka lupa, tempat penghentian yang dituju sudah terlewat. Mereka sontak, kompak berteriak, “Stop!” Lalu masing-masing mengeluarkan uang seribuan. Mereka bergabung dengan rekan sekerja lain yang berjalan kaki, bergerombol menuju pintu gerbang pabrik.
Subscribe to:
Posts (Atom)